Prabowo-Sandi, dan Jebakan Dwitunggal



Sebutan Dwitunggal yang dilekatkan pada pasangan Prabowo-Sandi justru bisa menjadi bomerang, dan bahkan "jebakan" yang bisa menenggelamkannya dalam romantisme sejarah, tanpa menggali fakta sejarah yang lebih mendalam.

Dwitunggal melekat pada sosok Soekarno-Hatta, keduanya kerap disandingkan karena menjadi wakil bangsa Indonesia dalam teks proklamasi. Meski konon itu atas usul Sukarni, bukan karena keduanya punya pikiran yang selalu sama. Bahkan dalam banyak hal, keduanya justru sering bertentangan.
loading...


Selain istilah Dwitunggal, Soekarno dan Hatta juga disebut tiga serangkai jilid II, bersama Sutan Sjahrir. Pada awal-awal kemerdekaan, Sutan Sjahrir mejabat sebagai Perdana Menteri pertama, disamping Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakilnya.

Hatta justru lebih dekat dengan Sjahrir, sebab keduanya dipertemukan saat sekolah di Belanda. Bahkan ketika Soekarno ditangkap Belanda pada 1929, dan PNI mulai goyah, Hatta dan Sjahrir mencetuskan ide pentingnya pendidikan politik atau kaderisasi, bukan agitasi atau aksi massa. Pemikiran yang justru kontras dengan cara-cara yang selama itu dijalankan Soekarno.

Sehingga Sjahrir dan Hatta bergerak di PNI-Baru, dan tokoh-tokoh lain seperti Mr. Sartono membuat gerakan baru bernama Partindo. Hatta mengkritik sebuah organ yang bergantung pada ketokohan. Karena itulah Soekarno lebih mendekat ke Partindo ketimbang PNI-Baru besutan Hatta dan Sjahrir.

Jejak pertentangan keduanya sudah terlihat bahkan sebelum kemerdekaan. Sampai tercetusnya kemerdekaan, keduanya menjadi sosok penting yang sebenarnya dipertemukan dari dua gerbong yang berbeda.

 .... selengkapnya baca disini https://www.qureta.com/post/prabowo-sandi-dan-jebakan-dwitunggal