Facebook Untuk Kampanye Caleg




Facebook memang sudah lama menjadi media promosi, tidak saja promosi barang, juga "promosi" gagasan, figur, dan mungkin juga untuk caleg-caleg yang sedang berkompetisi dalam pemilu.

Facebook juga sudah menyediakan fasilitas, berupa FB Ads, lewat fanspage/halaman. Jika kita memiliki fanspage biasanya ada fitur "promosikan". Baik mempromosikan fanspage secara umum, maupun mempromosikan postingan tertentu. Misalkan kita memposting sebuah produk, maka postingan itu bisa kita promosikan.

Menariknya, FB memberikan keleluasaan bagi kita untuk menentukan target promosi, termasuk menentukan budgetnya. Besar kecilnya budget mempengaruhi jumlah akun facebook yang ditarget mendapatkan iklan.

Sederhananya begini : dengan budget 50.000 misalnya, FB akan memberikan estimasi jangkauan iklan. Contoh, dengan budget 50.000 iklan kita akan menjangkau 1.000-1.400 pengguna facebook.

Kita bisa memilih targetnya, mulai dari rentang usia, lokasi/domisili yang meliputi kota, kecamatan hingga kelurahan. Atau target berdasarkan profesi atau kesukaan. Misalnya, orang yang jualan buku pasti menarget akun facebook yang diprediksi memiliki ketertarikan pada buku.

Iklan itu akan muncul di beranda orang-orang yang ditarget, sekalipun orang itu tidak menjadi liker atau followernya. Maka jangan heran jika tiba-tiba kita melihat postingan tertentu dari sebuah fanspage yang tidak kita ikuti. Bisa jadi itu iklan, meski tak sedikitpun ada "bahasa iklan"-nya.

Tiba-tiba postingan tokoh A muncul di beranda kita, terlalu sering. Sampai membuat kita familiar. Dengan itu kadang likers/penyuka fanspage tersebut akan bertambah. Itulah layanan facebook yang sebenarnya sudah sejak lama ada. Menariknya, kini fanspage bisa bertaut dengan instagram.

Banyak politisi sudah memanfaatkan ini, kemungkinan memang efektif untuk mendongkrak popularitas. Apalagi jika targetnya generasi usia 16-40 tahun. Selain itu budgetnya lebih murah. Bahkan jauh lebih murah dibanding iklan di media non internet.

Bayarnya pun bisa melalui rekening bank, atau di minimarket yang ada, sambil menyodorkan sejumlah kode pembayaran.

Bayangkan, dengan budget 1 juta saja, bisa menjangkau puluhan ribu pengguna FB. Hal yang sulit kita lakukan jika menggunakan akun biasa, yang pertemannya mentok di angka 5.000, karena memang gratisan.

Facebook jadi media ampuh mendongkrak popularitas. Minimal dikenal dulu, namanya familiar dulu, meski mungkin pengguna facebook akan bertanya, ini siapa sih? Namun lambat laun mungkin akan menjadi daya tarik tersendiri.

Apalagi, jika rajin membuat postingan menarik, seperti kata-kata, foto, video yang mengundang daya tarik pengguna FB. Inilah sebenarnya yang membuat kenapa tim media jadi mahal, meski biaya iklannya sangat terjangkau.

Katakanlah, untuk populer, budget 5 juta sudah cukup. Namun apa yang mau di push/promosikan kalau jarang membuat konten atau postingan? Memang bisa terus-terusan menge-push profil, namun khawatir akan di-skip pengguna FB karena dianggap spam.

Karena itu biasanya pemilik jasa seperti ini meminta bayaran mahal, untuk sekaligus menggaji tim media yang bertugas membuat konten atau mungkin juga menjawab komentar dan pesan yang masuk.

Mungkin pada masa mendatang, media sosial seperti FB jadi alternatif mempromosikam diri. Disamping blog atau youtube. Google sendiri sudah punya layanan adword untuk memasang iklan di blog, atau G-ads. Apalagi ini musimnya YouTube.

Dengan begitu mungkin mengurangi "polusi" di jalan-jalan, ketika alat peraga kampanye memenuhi ruang-ruang publik, bahkan masih ada yang dipaku pada pohon. Mengurangi stiker-stiker yang menempel liar tak karuan, atau kalender yang tak jadi dipasang.

Blitar, 2 Maret 2019
Ahmad Fahrizal Aziz
loading...