Kesucian Sungai Brantas



Sungai Brantas adalah sungai terpanjang kedua di pulau Jawa, yang ber-tuk (bersumber) dari dua tempat. Pertama, dari lereng Gunung Biru, anak Gunung Anjasmoro di dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas. Kedua, di lereng Gunung Welirang.

Panjang Sungai Brantas tak kurang dari 320 km dan melintasi beberapa kota dan kabupaten, yaitu Malang, Blitar, Kediri, Jombang dan Mojokerto. Serta melingkari Gunung Kelud. Pada zaman kerajaan Hindu-Buddha, air sungai Brantas (tirtha) dianggap suci. Kenapa?

Sungai Brantas merupakan muara bagi beberapa sungai lain, seperti sungai Metro, Bango, Amprong, Laor, Lekso, dan Konto, yang ber-mata air dari gunung-gunung yang dianggap suci seperti Kelud, Kawi, Arjuna, Welirang, dan Semeru. Jadi, sungai Brantas adalah titik bertemunya aliran mata air dari berbagai gunung.

Dalam beberapa catatan sejarah, Sungai Brantas punya posisi yang sangat penting, salah satunya sebagai jalur transportasi. Kini sungai Brantas mengalami pendangkalan sehingga tidak semua alirannya bisa dibuat berlayar.

Selain itu, air sungai Brantas banyak dimanfaatkan untuk perairan sawah dan ladang, sebab bersumber dari pegunungan yang sebagian masih aktif, sehingga membawa berkah kesuburan tersendiri.

Kenapa Sungai Brantas dianggap suci? Tak lain karena airnya berasal dari gunung-gunung itu tadi. Melihat fungsinya saat ini, sebenarnya Sungai Brantas sangat berperan dalam produksi pertanian, apalagi 60% mata pencaharian masyarakat Jawa Timur adalah pertanian.

Melihat betapa manfaatnya aliran sungai Brantas, semestinya kita juga ikut "menyucikan", meski dalam bentuk lain seperti tidak membuang sampah ke sungai. Sebab aliran Sungai Brantas di beberapa tempat juga dibendung dan dialirkan lewat sungai-sungai kecil untuk irigasi.

Siapa tau sungai kecil yang mengalir di sekitar kita setelah ditelusur ternyata berinduk di sungai Brantas. []

Sumber bacaan :
Wikipedia
Buku "Ekspedisi Samala" Liputan Jurnalistik Malang Post.
loading...