Menanam Cabai

Kenapa Menanam Cabai?


Baru saja saya menanam 30 bibit cabai. Kebetulan ada tanah kosong di samping rumah, bertahun-tahun lahan kosong itu tak difungsikan, bahkan untuk resapan air pun kurang baik. Sebab banyak batuan dan sisa bangunan dibuang disitu.


Lebih baik saya tanami. Sudah ditanami pepaya dan tomat, kini lebih banyak cabai. Sebelumnya, sudah saya tanami 3 bibit cabai. Ketiganya bisa tumbuh besar dan buahnya lebat. Tak menyangka, iseng-iseng berhadiah.


Kini di lokasi yang sama, saya coba tanam 9 bibit cabai. Semoga berhasil. Sebab beberapa tanaman sebelumnya juga berhasil tumbuh. Seperti tomat, dan kini pepaya yang sudah menjulang dan berbunga.


Teringat betapa penuh perjuangannya mengolah tanah itu, harus menyingkirkan bebatuan dan "limbah bangunan". Saat mencangkul untuk menggemburkan tanah pun, masih sering mendapati batu-batu.


Belum lagi sampah plastik yang sulit terurai. Harus memilah satu per satu, sebab sampah plastik itu akan jadi penghalang kesuburan tanah.


Yang menyebalkan, pecahan kaca atau piring yang ikut dibuang disitu. Mungkin saya juga pelakunya. Sampai-sampai tak terasa kaki saya lecet-lecet, baru terasa perihnya setelah dibasuh air.


Beberapa bibit cabai lainnya, saya tanam depan rumah dan barat rumah, samping sungai, di atas tanah milik negara.


Kenapa harus cabai semua? Tanya orang. Padahal tidak semua cabai. Di samping sungai itu, ada satu pohon jeruk dan tiga pohon pepaya. Hanya saja, dua pohon pepaya berjenis jantan. Sehingga hanya berbunga, tidak bisa berbuah. Ada juga terong.


Jadi total sekitar 30 bibit cabai saya tanam. Kenapa cabai? Lagi-lagi pertanyaan itu.


Mungkin karena saya taunya cabai, salah satu yang paling mudah ditanam dan manfaatnya dirasakan. Semua makanan kurang lengkap jika tanpa cabai. Beda dengan terong atau tomat.


Apalagi cabai itu unik. Dari segi harga, kadang murah sekali, kadang mahal sekali. Lebih mahal dari daging sapi.


Cabai juga jadi brand makanan. Rasa pedas menjadi nilai tawar makanan itu sendiri. Seperti mie pedas, ceker pedas, kripik pedas, bakso blendi, makaroni, dll yang jadi unggul dan terkenal karena rasa pedasnya.


Cabai juga mengandung filosofi. Orang Jawa menyebut : kapok lombok. Sudah makan, kepedesan sampai bibir jontor dan lambung perih, tetapi besoknya masih makan lagi.


Jadi cabai itu unik, dan pilihan tepat untuk ditanam. Selamat menanam cabai. []


Blitar, 8 Juli 2018
Ahmad Fahrizal Aziz